Rabu, 12 Juli 2017

Ini penting buat kalian penderita sakit kepala





Diagnosis dan Gejala Sakit Kepala yang Patut Diwaspadai

Jika Anda mengalami sakit kepala tegang yang parah atau lebih dari beberapa kali dalam seminggu, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Untuk membantu proses diagnosis jenis sakit kepala yang Anda alami, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar:
  • Sakit kepala yang dialami.
  • Riwayat kesehatan keluarga.
  • Gaya hidup, misalnya pola makan.
Terdapat beberapa gejala dari sakit kepala yang bisa dianggap lebih serius dan membutuhkan konsultasi dengan dokter, guna menghindari komplikasi yang lebih serius. Ciri-cirinya antara lain:
  • Muncul setelah kecelakaan, terutama jika terjadi benturan di kepala.
  • Datang secara tiba-tiba dengan tingkat keparahan yang tinggi.
  • Disertai mual dan muntah-muntah, leher kaku, demam, dan linglung.
  • Disertai rasa lemas, bicara tidak jelas, dan mati rasa.

Penyebab dan Faktor Pemicu Sakit Kepala Tegang

Perlu diketahui bahwa penyebab sakit kepala tegang masih belum jelas. Namun kontraksi otot pada kepala dan di sekitar leher diperkirakan sebagai salah satu penyebabnya.
Terdapat beberapa hal yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sakit kepala tegang. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
  • Stres. Ini merupakan pemicu umum di balik sakit kepala tegang.
  • Jenis kelamin. Wanita lebih sering mengalami sakit kepala tegang.
  • Usia. Orang yang berusia 40 tahun ke atas memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami sakit kepala tegang.
  • Dehidrasi
  • Kelaparan.
  • Kurang istirahat atau kelelahan.
  • Sinar matahari yang terik.
  • Suara berisik.
  • Aroma tertentu.
  • Postur tubuh yang buruk.
  • Kurang aktif atau tidak banyak berolahraga.
  • Kelebihan obat, umumnya dialami oleh orang yang meminum obat pereda rasa sakit (analgesik) dalam waktu yang lama (10 hari atau lebih). Konsultasikanlah dengan dokter jika Anda mengalaminya.

Pengobatan dan Pencegahan Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang tidak termasuk penyakit yang berat dan bisa disembuhkan dengan serangkaian penanganan yang sederhana. Beberapa di antaranya meliputi:
  • Mengonsumsi analgesik,seperti parasetamol, ibuprofen, dan aspirin. Tata cara pemakaian dan pemilihan jenis analgesik yang sesuai sangatlah penting. Contohnya, wanita hamil sebaiknya menjauhi ibuprofen ketika mencapai trimester ketiga (tiga bulan terakhir), karena ibuprofen bisa membahayakan janin. Bahkan anak-anak di bawah 16 tahun jugatidak dianjurkan mengonsumsi aspirin. Obat yang mengandung kodein juga sebaiknya dihindari kecuali telah diberikan sebagai resep dari dokter. Namun, harap berhati-hati karena konsumsi analgesik untuk jangka panjang juga bisa memicu sakit kepala tegang.
  • Memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat, misalnya rutin berolahraga, menjaga berat badan yang ideal, cukup beristrahat, banyak minum, serta menghindari merokok dan minuman beralkohol.
  • Hindari faktor-faktor pemicu sakit kepala, terutama stres.
  • Melakukan sejumlah teknik relaksasi, seperti yoga, meditasi, serta pijat. Langkah ini biasa dianjurkan bagi mereka yang menderita sakit kepala tegang akibat stres.
  • Mengompres dahi dan leher. Cara ini bisa dilakukan dengan handuk yang dibasahi air hangat atau dingin.
Selain mengobati, langkah-langkah tersebut juga bisa dilakukan guna mencegah sakit kepala tegang. Jika dibutuhkan (misalnya untuk menangani sakit kepala yang lebih parah), dokter mungkin akan menyarankan obat antidepresan, seperti amitriptilin.Obat ini berguna untuk mencegah sakit kepala tegang yang berkelanjutan (kronis). Perlu diingat, efek obat ini tidak bekerja seketika dan harus diminum tiap hari selama beberapa bulan hingga keefektifannya terasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar